Prasasti Plumpungan adalah satu-satunya peninggalan tertulis paling tua yang dapat memberikan titik terang bagi masyarakat Salatiga untuk menengok peristiwa masa lalu. Prasasti Plumpungan berisi ketetapan tanah perdikan (swantatra) bagi desa Hampra. Pemberian tanah perdikan (bebas pajak) merupakan peristiwa langka. Karena status tersebut hanya diberikan untuk daerah tertentu yang benar-benar telah berjasa kepada raja.
Menurut para ahli, Prasasti Plumpungan termasuk Caila prasasti, artinya prasasti yang ditulis atau dipahat di atas batu. L.C Damais, seorang pakar bidang epigraf mengatakan prasasti Hampra dibuat 24 Juli 750. Mengacu pada hal tersebut, pemerintah Salatiga menetapkan hari jadinya. Konon, para pakar telah memastikan bahwa penulisan Prasasti Plumpungan dilakukan oleh seorang citralekha (penulis) disertai para pendeta (resi). Raja Bhanu yang disebut-sebut dalam prasasti tersebut adalah seorang raja besar pada zamannya yang banyak memperhatikan nasib rakyatnya.
Reviews:
Post a Comment